PENCEMARAN
AIR SUNGAI
DI BELAKANG
PABRIK COCA COLA RANCAEKEK
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Terstruktur
Pada Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan
Dosen :Milla Listiawati, M.Pd.
Disusun Oleh :
Ai Hofsyah (1142080003)
Elvita Jasmine (1142080022)
Devi Ratnasari (1142080016)
Hani Husnul Khotimah (1142080030)
Hazmi Fauzi (1142080031)
Kelas A/Semester 1
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi kita yang mulia yakni Nabi Muhammad Saw.
Adapun
makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan. Makalah ini kami buat dengan judul Pencemaran Air Sungai di Belakang
Pabrik Coca Cola Rancaekek.
Tak lupa
kami sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua yang sangat kami hormati dan
sayangi, rekan-rekan yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan makalah
ini. Juga kepada dosen yang sangat kami
hormati, dosen mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah
ini, sehingga Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan
demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir
kata, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha yang telah kami
lakukan. Amin.
Bandung, 20
November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan tempat kita hidup sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam
kehidupan kita ialah udara yang kita hisap setiap saat dan air yang kita minum
setiap hari. Udara dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan
sehingga dapat menunjang aktivitas kita untuk berkreasi dan menghasilkan hal
yang positif. Tetapi sebaliknya, bila dua komponen utama tersebut tercemar,
maka pencemarannya akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan kita.
Kesehatan tubuh mulai menurun, begitu pula daya tahan tubuh terhadap infeksi
penyakit.
Udara disekitar kita dewasa ini
sangat peka terhadap pencemaran. Hal ini erat hubungannya dengan aktivitas
manusia untuk mengejar kehidupan modern. Bermacam jenis polutan sebagai efek
samping dari produk-produk yang diperlukan manusia, telah banyak mencemari air
yang kita minum setiap saat. Beberapa bahan pencemaran seperti bahan
mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, deterjen)
dan beberapa bahan inorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia
lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan.
Disamping itu akibat buruk secara
langsung terhadap manusia, polusi tanah dan air juga berpengaruh negatif
terhadap makhluk hidup lainnya. Selain dapat menurunkan produksi tanaman,
pangan, perikanan maupun peternakan, kualitas produksi komoditi tersebut juga
sangat menurun, sehingga dapat melemahkan daya saing dalam era pasar bebas
internasional. Dalam hubungan dengan kualitas lingkungan, logam berat biasanya
hadir bersama limbah dari industri berupa hujan asam yang mengandung logam (uap
beracun dari cerobong asap) dan limbah cair yang merupakan senyawa asam atau
garam, logam yang dibuang di sungai atau lautan. Kedua bentuk senyawa logam
biasanya merusak lingkungan karena menyebabkan kematian biota maupun hewan air
dan juga tanaman.
Fenomena ini
khususnya di negeri kita Indonesia sudah menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan.Pencemaran di negeri kita ini seakan sudah mencapai titik jenuh
dan perlu adanya tindakan preventif serta penanggulangan untuk mengatasi hal
tersebut. Contohnya, di kota Bandung terdapat beberapa titik sungai yang mulai
tercemar seperti di Rancaekek, Palasari dan beberapa daerah lainya dimana
industri – industri telah berdiri dari mulai industri pangan hingga tekstil.
Adapun dalam
makalah ini, kami akan membahas mengenai pencemaran air sungai di rancaekek
yang disebabkan oleh limbah pabrik coca cola. Meskipun di rancaekek banyak
sekali pabrik yang berdiri, kami hanya memilih salah satu untuk kami amati dan
kami analisis yang hubunganya dengan limbah pabrik yang berasal dari pangan
(dalam hal ini minuman). Hal ini perlu dipikirikan lebih lanjut mengingat
pencemaran di daerah tersebut sudah terbilang cukup parah.
Hal itu
banyak sekali tertuang dalam beberapa wawancara kami langsung dengan beberapa
warga di sekitar pabrik coca cola tersebut yang akan kami bahas di halaman
berikutnya.
Jadi jelaslah bahwa pencemaran lingkungan
sangat buruk akibatnya terhadap kehidupan dibumi ini. Oleh sebab itu,
pengawasan dan pencegahan pencemaran lingkungan harus selalu diupayakan demi
kelestarian kehidupan di planet kita ini.
B. Rumusan Masalah
1)
Bagaimana keadaan sungai yang
dibuat oleh pabrik coca-cola di rancaekek?
2)
Apa Dampak limbah pabrik
tersebut terhadap warga sekitar?
3)
Apa saja zat berbahaya yang
terkandung dalam limbah pabrik tersebut?
4)
Apa saja penyakit yang dapat
ditimbulkan dari limbah pabrik tersebut?
5)
Bagaimana cara menanggulangi
dampak limbah tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1)
Untuk mengetahui keadaan sungai
yang dibuat oleh pabrik coca cola di rancaekek.
2)
Untuk mengetahui dampak limbah
pabrik tersebut terhadap warga sekitar.
3)
Untuk mengetahui apa saja zat
berbahaya yang terkandung dalam limbah pabrik tersebut.
4)
Untuk mengetahui apa saja
penyakit yang dapat ditimbulkan dari limbah pabrik tersebut.
5)
Untuk mengetahui bagaimana
cara menanggulangi dampak limbah tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
1.
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Sungai buatan pabrik Coca Cola di Rancaekek.
2.
Tanggal & waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Sabtu, 8 November 2014 pukul 11.57 WIB – 14.00 WIB.
3.
Cara pengambilan data
Cara
Pengambilan data yang digunakan adalah dengan pengambilan gambar langsung di
lapangan, data secara kuantitatif yaitu penyebaran angket kepada beberapa warga
sekitar sungai, wawancara narasumber dan metode pengambilan data non-lapangan
atau kajian teoritis.
4.
Teknik analisis data
1. Pengambilan Gambar
Dengan memfoto beberapa objek di
lapangan meliputi tempat keluarnya limbah pabrik, kondisi sungai dan sekitarnya
yang akan kami lampirkan pada halaman berikutnya.
2. Penyebaran Angket
Dengan melalui beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apakah keberadaan pabrik tersebut
banyak memberikan dampak positif bagi warga?
2.
Apakah ada pertanggungjawaban
dari pihak pabrik akibat dari bahayanya limbah?
3.
Pernahkah warga melakukan aksi
protes terhadap pabrik karena merugikan?
4.
Pernah ada suatu penyakit yang
disebabkan oleh limbah pabrik tersebut?
5.
Pernahkah terjadi banjir ke
pemukiman warga akibat dari sungai yang dibuat pabrik tersebut?
6.
Apakah limbah ini seringkali
menimbulkan bau tak sedap?
7.
Apakah air sungai tersebut
digunakan oleh warga (mencuci atau mandi)?
8.
Pernahkah warga bersama-sama
membersihkan sungai tersebut?
9.
Apakah air warga tercemari bau
atau kotor akibat limbah tersebut?
10. Pernahkah dengan adanya limbah menyebabkan kegagalan panen?
11. Apakah anda setuju pabrik tersebut didirikan?
3. Wawancara
Mewawancarai warga sekitar ,Dengan melalui beberapa pertanyaan sebagai
berikut :
1.
Apakah air sungai tersebut
dipakai dalam kehidupan sehari-hari?
2.
Apakah sungai tersebut sungai
alami atau buatan pabrik?
3.
Apa dampak dari adanya limbah
pabrik coca cola dan sungai tersebut?
4.
Pernahkah adanya suatu
penyakit akibat dari limbah pabrik tersebut?
4. Data Non-Lapangan Atau Kajian Teoritis
Data diperoleh melalui studi pustaka dan internet.
2. Kafein
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
Pencemaran air
Sumber:
Skripsi Pendidikan Biologi Rini Martini, 2008
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan
di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Walaupun air merupakan sumber daya alam
yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh
aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang
bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan
penggunaannya, kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk diminum
mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk
pendingin mesin, dsb. Air yang terlalu kotor untuk berenang ternyata cukup baik
untuk bersampan maupun memancing ikan, dsb.
Pencemaran air dapat merupakan masalah,regional
maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta
penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi
bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan
kimiauntuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah
sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan.
Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air
permukaan tercemar dengan tanah endapan. Dengan demikian banyak sekali penyebab
terjadinya pencemaran air ini, yang akhirnya akan bermuara ke lautan,
menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitarnya. (Darmono, 2001:hal.28).
A. Pencemaran Mikroorganisme Dalam
Air
Berbagai kuman penyebab penyakit
seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit sering mencemari air. Kuman yang
masuk kedalam air tersebut berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun
buangan dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain
sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan penyebab utama
terjadiya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang disebebkan oleh
pencemaran air ini disebut Water-borne
disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus, kolera dan disentri.
(Darmono, 2001:hal.29)
B. Aspek-Aspek
Biokimia Polusi Air
Manusia terus-menerus membuang sampah
organik ke dalam air sehingga menimbulkan kondisi anaerobik. Limbah yang kurang
mendapat perlakuan yang berasal dari pabrik kertas, bubur kayu, kulit, dan
sebagainya merupakan contoh yang terus ada. Karena konsekuensi pembuangan
limbah itu kekurangan oksigen para ilmuwan menentukan patokan pengujian
persyaratan kandungan oksigen dalam limbah. Jika hasil pengujian limbah
dibandingkan dengan mutu air yang akan menerima limbah itu, maka kita dapat
mempertimbangkan apakah air itu dapat mengolah limbah itu tanpa mengakibatkan
oksigen yang berarti. Cara pengujian ini dinamakan pengujian permintaan oksigen
biokimia (BOD, biochemical oxygen demand test). Pengujian BOD yang dapat
diterima ialah pengukuran jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam waktu 5
hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah pada suhu 20˚C.
Hasilnya dinyatakan dalam bpj (ppm). Jadi BOD sebesar 200 ppm berarti bahwa 200
mg oksigen akan dihabiskan oleh contoh limbah sebanyak 1 liter dalam waktu 5
hari pada suhu 20˚C.
Pengujian dilakukan dengan mengencerkan
suatu contoh dengan beroksigen banyak kemudin segera ditentukan oksigen
terlarutnya. Sebagian larutan ditempatkan diruang gelap pada suhu 20˚C untuk 5
hari dan kemudian ditentu-kan lagi oksigen terlarutnya. Permintaan oksigen
biokimianya, BOD, dihitung dari selisih antara kedua hitungan diatas.
Setiap
negara perlu menentukan sendiri standar untuk BOD, airnya. Di Inggris misalnya
diketahui sebagai berikut:
Daftar 5.5. standar BOD untuk Penentuan
Kualitas Air
Kondisi Umum Air
|
BOD
|
Sangat bersih
|
1 ppm
|
Bersih
|
2 ppm
|
Agak bersih
|
3 ppm
|
Diragukan
kebersihannya
|
4 ppm
|
Tidak bersih
|
5 ppm
|
Air limbah kota yang belum diolah mempuyai BOD sekitar 600 ppm.
Perlakuan pertama akan menurunkan sampai 300 ppm, perlakuan kedua akan
menurunkan sampai tinggal 10%. Limbah ini masih mengandung fosfor dan nitrogen
sehingga jika tidak dilakukan perlakuan ketiga terhadap limbah, maka ganggang
akan tumbuh subur dalam limbah ini dan menaikkan lagi BOD-nya.
Pernahkah anda melihat busa deterjen di
atas permukaan air sungai? Busa ini tidaklah berbahaya tapi kandungan deterjen
dalam air mungkin sudah cukup untuk membunuh berbagai organisme yang ada.
Deterjen ini merupakan bahan sintetis
dan terbagi dalam dua kelompok, deterjen anionik dan kationik. Untuk deterjen
rumah tagga digunakan deterjen yang pertama. Telah dikenal dua macam deterjen
anionik, yakni alkil sulfonat lllinear dan alkil benzana sulfonat. Macam
pertama adalah deterjen lunak dan dapat mengalami biodegradasi, macam kedua
ialah deterjen keras dan melawan aksi bakteri.
Deterjen ini berbahaya bagi ikan
biarpun konsentrasinya kecil. Misalnya natrium dodesil benzena sulfonat dapat
merusak insang ikan, biarpun hanya 5 ppm. Kotoran kita yang belum diolah dapat
mengandung sampai 10 ppm deterjen. Juga tanaman air dapat menderita jika kadar
deterjen tinggi. Kemampuan fotosintesis dapat terhenti.
Ikan masih dapat bertahan selama sebulan
jika deterjen mencapai 3 ppm. tetapi bagi organisme yang menjadi makanan ikan
hal ini sudah berbahaya.
Untuk air minum mungkin masih dapat
diterima sampai 1 ppm. Jika deterjen lunak ini digunakan, maka deterjen ini
akan terurai sehingga tidak sampai kerumah. Deterjen keras tidak mengurai dapat
menembus tanah dan sampai di air minum penduduk. Deterjen ini berasal dari
sistem septik, karena itu baiknya deterjen keras tidak digunakan dan diganti
dengan deterjen lunak. Biarpun demikian eutrofikasi tetap berlangsung. Jika
deterjen terurai maka nutrien tanaman akan dibebaskan.
Untuk mengurangi masalah lingkungan,
banyak ibu rumah tangga tidak menggunakan deterjen tetapi sabun untuk mencuci
pakaian. Tetapi sabun juga merupakan racun bagi ikan. Terutama jika kesadaan
air juga tinggi. Sabun mudah diuraikan oleh bakteri. Hasil uraiannya bagi
tanaman tidak berapa bergizi dibanding dengan hasil uraian deterjen. (A. Tresna
Sastrawijaya, 2009:hal.120-122).
C. Limbah Nondomestik
Limbah Nondomestik sangat bervariasi terlebih-lebih
untuk limbah industri. Limbah pertanian biasanya terdiri dari bahan padat bekas
tanaman yang bersifat organis bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida)
bahan pupuk yang mengandung nitrogen ,fospor, sulfur , mineral (KCA) dan
sebagainya .
Air buangan dari PLTU yang sangat panas dapat merusak
ekosistem dalam air. Hidup perikana dan peternakan pada umumnya berupa hasil
samping sistem pengelolaan di perikanan dan peternakan tersebut dan dari
ternaknya sendiri .
D. Parameter
Untuk Menentukan Kualitas Air
· DO (Dissolved Oxygen)
DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
· BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD artinya kebutuhan oksigen biokimia yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar BOD nya sedangkan DO akan makin rendah.
· COD (Chemical Oxygen Demand)
COD sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD. Pengujian COD sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati. Selain itu waktu pengujian COD lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam.
· Jumlah total Zat terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila airdi -cemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah jika tingkat DO nya tinggi, sedangkan BOD dan zat padat terlarutnya rendah.
E. Bahaya dari Pencemaran Air
Bibit- bibit
penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan
manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau
busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah,
air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ
tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai
akan masuk ke laut.
Polutan ini
dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara.
Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka
panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin
mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh
yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal
tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya,
sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang
oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat
yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
- Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
- Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
- Pendangkalan dasar perairan
- Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
- Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
- Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
- Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
- Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
F. Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
Untuk limbah industri upaya penanggulangan pencemaran air dengan
cara mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian
dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia
tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya).
Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan
yang berbahaya. Menurut Hidayat (2008:15) “agar dapat memenuhi baku mutu, industri
harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di
dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) serta
setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention)”.
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah
untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah
tersebut dapat dibagi menjadi lima tahap antara lain:
(1) Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
(2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary
Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
(3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary
Treatment)
Pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
Pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
(4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary
Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam
pengolahan air limbah tahap ketiga antara lain:
(a) Pengendapan yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal
hidroksida untuk mengendapkan Fosfor.
(b) Adsorbsi yaitu
menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
(c) Elektrodialisis yaitu
menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.
(d) Osmosis yaitu mengurangi
kandungan garam-garam organik mineral dari air.
(e) Klorinas, yaitu
menghilangkan organisme penyebab penyakit.
(5) Pengolahan Lumpur (Sludge
Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, dan vacuum filtration.
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, dan vacuum filtration.
Dengan demikian, air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai,
dan lain-lain) hanyalah air yang tidak tercemar. Air hasil tersebut sudah dapat
dipakai kembali untuk keperluan sehari-hari.
G. Usaha- Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi
Pencemaran Air
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah
sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai
yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang
lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha
untuk menjaga agar air tanah tetap bersih, misalnya:
- Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
- Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
- Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
- Memperluas gerakan penghijauan
- Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
- Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
- Melakukan intensifikasi pertanian
2.
Limbah Industri
Sumber : Dokumen Penyusun
A. Pengertian Limbah
Industri
Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas
(penyebarannya)
4. Berdampak jangka
panjang (antar generasi)
Faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan
pencemar
3. Frekuensi
pembuangan limbah
Berdasarkan
karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 :
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan
partikel
4. Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi
limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada
dasarnya pengolahan
limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut
tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut
karakteristik limbah
B. Dampak – Dampak
Berbagai Jenis Limbah Industri
1. Limbah Industri
Pangan
Sektor Industri/usaha
kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan
pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat
menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar
karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa0sisa bahan kimia
yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri
tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya
tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau limbah buangan
dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan
mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida.
Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh
keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota
perairan lainnya.
2. Limbah Industri
Kimia & Bahan Bangunan
Industri kimia
seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar,
mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan
sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung
mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi
serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.
Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air
sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan
Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah llimbah
bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan terhadap
kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
a. Keracunan yang
akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh melalui
mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya
keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian.
Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakitperut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis,
sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil
tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa
dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan
sebagainya. Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan
pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai
dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar. Kegiatan lain sektor ini yang
mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan baku dari barang
galian seperti batako putih, genteng, batu kapur/gamping dan kerajinan batu
bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan
terus-menerus sehingga meninggalkan kubah0kubah yang sudah tidak mengandung
hara sehingga apabila tidak dikreklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang
pertanian.
3. Limbah Industri
Sandang Kulit & Aneka
Sektor sandang dan
kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit dapat
mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukanair sebagai
mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas
Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa- sisa warna, BOD
tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).
4. Limbah Industri
Logam & Ekektronika.
Bahan buangan yang
dihasilkan dari industri besi baja seperti mesin bubut, cor logam dapat
menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahanpencema- rannya berupa debu,
asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selainpencema- ran udara oleh
bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam)
mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat
kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja
dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapiindustri
ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan
asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat,
sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali. Bahaya dari
bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses dalam industri
besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
a. Debu, dapat
menyebabkan iritasi, sesak nafas
b. Kebisingan,
mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah,ketegan- gan otot, menurunya
kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.
c. Karbon Monoksida
(CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan
sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan
pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa
diikuti dengan kematian.
d. Karbon Dioksida
(CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot
lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.
e. Belerang Dioksida
(SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan
paru-paru/celah suara.
f. Minyak pelumas,
buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila
bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.
g. Asap, dapat
mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas
CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti yang telah
diuraikan diatas. Berbagai industri rumah tangga banyak menghasilkan
limbah-limbah yang bisa mencemari lingkungan,misalnya saja industri pengolahan
ikan, penolahan tepung tapioca, industri tahu tempe, industri pengolahan aren
seperti uraian di bawah ini. diharapkan dapat menjadi produk andalan industri
kecil.
C. Penanggulangan Limbah Industri
Limbah dari industri terutama yang
mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal
tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Dengan demikian, bahan dari limbah pencemar
yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga
tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri
di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan
masyarakat.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat
limbah industri (jangka pendek)
1. Air sungai atau air sumur sekitar
lokasi industri pencemar, yang semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh
berbuih dan terbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga
masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum.
2. Ditinjau dari segi kesehatan.
kesehatan warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan
seperti gatal-gatal pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak
cucu dan generasi berikut.
3. Terjadinya penurunan kualitas air
permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
4. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya
di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang
melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang
telah rusak.
5. Temperatur udara maksimal dan minimal
sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti
Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.
6. Terjadi peningkatan konsentrasi
pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat
limbah industri (jangka panjang)
Penyakit akibat pencemaran ada yang baru
muncul sekian tahun kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi
dalam bahan makanan menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada
kasus penyakit minaimata sekitar 1956 di Jepang. terdapat lebih dari 100 orang meninggal
atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini
tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk ke
dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan
akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/
acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome.
3. Zat Berbahaya Dalam Minuman Soda
Minuman bersoda telah menjadi favorit jutaan orang. Rasanya yang
manis dan menyegarkan memang menjadi candu tersendiri bagi para penikmatnya.
Terlepas dari rasanya, banyak penelitian yang menemukan efek negatif dari
kebiasaan minum soda. Mulai dari obesitas, hingga ancaman penyakit jantung.Belum
lama ini, masyarakat di AS dan Eropa kembali diingatkan mengenai bahaya yang
tersimpan dalam satu kaleng soda. Temuan dari badan kesehatan di AS menemukan
bahwa salah satu zat pewarna yang digunakan dalam produk soda buatan Coca-cola
dan Pepsi ditenggarai mampu memicu penyakit kanker. Parahnya, studi lain yang
dilakukan oleh beberapa pakar kesehatan dari Centre fo Science in the Public
Interest menemukan bahwa satu kaleng soda ternyata mengandung zat pewarna yang
cukup tinggi.
Lalu sebenarnya apa yang
menyebabkan minuman soda yang dimiliki oleh Coca-cola atau Pepsi begitu
membahayakan? situs Daily Mail, menyebut ada beberapa kandungan dalam minuman
soda yang dianggap sangat membahayakan bagi kesehatan. Dan beberapa kandungan
tersebut memiliki efek negatif tersendiri bagi kesehatantubuh.
1. Zat Pewarna
1. Zat Pewarna
Warna
yang ada dalam minuman seperti Coca-cola, Pepsi atau minuman sejenis lainnya
berasal dari zat yang disebut dengan methylimidazole (4-MI). Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan di California, konsumsi zat 4-MI secara berlebihan
dan terus menerus dapat memicu kanker. Bahayanya, teryata dalam satu kaleng
soda terkandung hampir 140 mcg zat 4-MI. Hal ini membuat Dinas Kesehatan di AS
memaksa Coca-cola dan Pepsi memangkas kadar zat yang digunakan.
2. Kafein
Tahukah Anda? satu
kaleng soda mengandung 40 mg kafein. Dengan kata lain, jumlah kafein yang ada
hampir sepertiga dari satu cangkir kopi biasa. Meski masih banyak perdebatan
mengenai manfaat kafein, namun fakta menunjukkan jika Kafein dapat meningkatkan
tekanan darah tinggi dan mempercepat detak jantung. Selain itu, kafein
menghentikan proses pencernaan zat besi dari makanan. Jadi orang yang gemar
meminum soda kemungkinan besar beresiko mengalami kekurangan zat besi.
3. Gula
3. Gula
Menurut para dokter,
ancaman terbesar dari minuman soda adalah kadar gulanya yang sangat tinggi.
Besarnya kandungan itu tentu saja menyebabkan seseorang rentan mengidap
obesitas. Jika sudah begitu, mereka juga akan semakin mudah terkena penyakit
diabetes tipe 2, sakit jantung dan terserang stroke. Penelitian lain juga
menemukan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan depresi, gangguan
ingatan dan gigi yang mudah rapuh.
4. Asam fosfat
Menurut penelitian,
asam fosfat diklaim menjadi salah satu penyebab terbesar masalah gangguan pada
ginjal. Dan studi yang dilakukan oleh para peneliti dari US National Institutes
of Health di Maryland, AS, menemukan bahwa minum lebih dari dua kaleng soda
setiap hari beresiko meningkatkan gangguan pada ginjal dua kali lipat yang
disebabkan oleh kandungan asamfosfat. Studi lain di AS menyebutkan bahwa wanita
yang mengkonsumsi soda lebih dari tiga kaleng dalam sehari dapat mengikis
ketebalan tulang dan membuat tulang mudah keropos.
5. Bisphenol A
Kandungan bisphenol A
diketahui memiliki kaitan terhadap penyakit jantung, kanker dan cacat pada
anak. Zat ini banyak ditemukan di botol susu, garpu plastik, serta kaleng
alumunium yang biasa digunakan untuk minuman soda seperti Coca-cola dan Pepsi.
6. Asam sitrat
Asam sitrat merupakan
salah satu zat utama yang membuat rasa menendang pada soda. Alaminya, zat ini
ada pada buah-buahan seperti jeruk dan lemon. Kendati demikian, konsumsi asam
sitrat berlebih dapat membuat korosi pada gigi. Dalam kasus yang ekstrim,
korosi ini dapat menyebabkan gigi mudah patah.Hal itu dibuktikan dengan hasil
penelitian yang dimuat dalam jurnal General Density.Dalam tulisannya, para
peneliti mengatakan bahwa dalam tiga menit pertama saat diminum, soda sepuluh
kali lebih korosif dibandingkan dengan minuman jus.
pencegahan dari limbahnya dimana kak?
ReplyDelete