MAKALAH
REMAJA, PEMUDA DAN PERMASALAHANYA
REMAJA, PEMUDA DAN PERMASALAHANYA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu
Sosial Dasar
Dosen :
Drs. Idad Suhada, M.Pd
Buhori Muslim, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Anggota :
Andri Andriansyah (1142080007)
Hazmi Fauzi ( 1142080031)
KELAS A/ SEMESTER 2
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
A.
Remaja
1.
Pengertian
Remaja
Remaja dalam bahasa latin yaitu adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagiyang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan, karena masa
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Adapun remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai 20 tahun. Apabila
mereka bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar di tingkat SLTP, SLTA
dan tahun-tahun awal memasuki perguruan tinggi.
Menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa peralihan
diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Massa berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat
karena memiliki sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masyarakatnya. karena manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus
menempatkan dirinya diantara nilai-nilai (kultur) itu maka perlu mengenal
dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai. Untuk inilah maka ia
harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang
lama dan mencoba-coba yang baru agar dpat menjadi pribadi yang dewasa. Pada
dasarnya ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:
a.
Awal Remaja
(13-15)
Massa ini adalah cepatnya pertumbuhan yang sering membawa
kejanggalan, memperlihatkan kurangnya koordinasi anatra fikiran dan badan. Hal
ini juga memberikan rasa malu pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh
tertentu, seperti hidung, mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota
tubuh yang lain membuat mereka seperti seorang anak yang kecilnya berwajah
buruk tetapi waktu dewasa menjadi seseorang yang berwajah cantik atupun tampan
dan memberikan rasa ketakutan yang tak tersalurkan yang membuat mereka akan
selalu merasa begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai puncaknya, mulai
surut dan digantikan dengan ketertarikan kepada lawan jenis dan disertai
perasaan malu pada periode ini. Perkembangan mental yang membuat remaja lebih
kritis lalu sering berkhayal dan memikirkan tentang masa depannya dan apa yang
akan dikerjakannya nanti. Karakteristik pada hal-hal yang berlanjut dan hal-hal
bersifat semangat mulai menjadi masalah pengalaman daripada penerimaan banyak
fakta.
b.
Pertengahan Remaja (16-17)
Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal
mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimna pada waktu yang
lalu anak-anak ini telah melalui suatu periode dimana mereka mencari jati diri,
remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa individualitasnya dan menjadi
seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri. Dalam rohaninya, mereka terus
berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian
menajadi utama, dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan kehilangan
daya tarik.
c.
Akhir remaja (18-24)
Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk tumbuh, pertumbuhan yang terlambat pada
bagian yang lain akan menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul
dan karakter menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan
satu klub, kelompok persaudaraan, tempan satu rumah. Keraguan apapun akan
berhubungan denagan keagamaan yang juga difikirkan dan suatu dasar yang
memuaskan dalam penemuan iman atau ini adalah penolakan terhadap barang
peninggalan masa lalu, dengan kekecewaan yang menghasilkan sinisme.
Karakteristik pada lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan
mebangun rumah tangga.
2.
Permasalahan
Remaja
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda
keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda
fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal
yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memehami remaja, maka perlu dilihat
berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi berikut:
a.
Dimensi
Biologis
Pada saat seorang anak memasuki massa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja laki-laki,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.
b.
Dimensi
Kognitif
Kemampuan berfikir para remaja semakin berkembang sedemikian rupa,
para remaja tidak lagi menerimainformasi apa adanya tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mendapatkannya dengan pemikiran mereka sendiri.
Mereka juga mampu mengintegrasikan
pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi
konklusi, prediksi dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan oprasional
formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar
mereka.
Pada kenyataannya masih banyak remaja di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia bahkan orang dewasa yang pola fikkirnya masih sangat
sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Penyebabnya
bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih
memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki
keleluasaan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.
c.
Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimna seseorang mulai bertanya-tanya
mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar
bagi pembentukan nilai diri mereka, misalnya: politik, kenusiaan, perang,
keadaan sosial dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang
kaku, sederhana dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa
bantahan. Remaja mulai mempertahankan keabsyahan pemikiran yang ada dan
mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan
lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal
yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.
d.
Dimensi
Psikologi
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini
suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan suasana hati yang
drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari-hari dirumah. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu,
sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan
mereka. Remaja yang diberi kesempatan umtuk mempertanggung-jawabkan perbuatan
mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya
diri, dan mampu bertanggung-jawab.
B.
Pemuda
1.
Pengertian Pemuda
Kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and
maturity; early maturity; the state of being young or immature or
inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”
(waktunya hidup diantara masa kanak-kanak dan kedewasaan; awal kedewasaan;
keadaan muda atau belum matang; kesegaran dan sifat tenaga orang muda).
Dilihat dari
kelompok usianya, pemuda dapat dikelompokkan kepada usia antara 15-30 tahun,
dan kadang-kadang sampai usia 40 tahun. Dalam bahasa Arab pemuda disebut fata atau al-fityatu. Istilah fityatu
digunakan dalam bahasa Al-Quran untuk menyebutkan pemuda ahabul kahfi.
“(Ingatlah)
tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. [QS.
Al-Kahfi:10]
Pemuda sering
disebut dengan generasi muda. Isilah inii merupakan istilah demografi dan
sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam berapa literatur dikemukakan bahwa
pemuda ialah kelompok manusia yang berusia antara 10-24, 15-30, 15-35 serta
mereka yang secara psikologis mempunyai jiwa muda dan mempunyai identitas
kepemudaan.
Di pundak emuda
terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini karena
mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan melanjjutkan
perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang hrus mengisi dan
melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus.
Pada generasi
ini terdapat permasalahan yang sngat bervariasi, yang jika tidak dapat diatasi
secara profesional, pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus
pembangunan. Di samping menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki
potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber
daya manusia.
2.
Permasalahan Pemuda
Masalah
kepemudaan dapat ditinjau dari dua asumsi: Penghayatan mengenai proses
perkembangan bukan sebagai suatu
kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan
setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak
dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri.
Menurut pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa permasalahan generasi
muda dapat dilihat dari beberapa aspek
sosial, yaitu:
a.
Sosial Psikologi
Proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian serta penyesuaian diri secara
jasmaniah dan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan jasmani dan mental,
salah satu oleh orang tua/keluarga maupun guru-guru di lingkungan sekolah,
pergaulan negatif dari lingkungan pergaulan sehari-hari oleh teman sebayanya.
Hambatan-hambatan tersebut di atas
memungkinkan timbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua dan
guru, kecanduan pada narkotika dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan
gejala-gejala yang perlu memperoleh perhatian dari semua pihak.
b.
Sosial Budaya
Kaum muda
perkembangannya ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala
akibat sampingnya yang bisa mempengaruhi proses pendwasaanya. Benturan antara
nilai-nilai budaya tradisional denagn nilai-nilai baru yang cenderung
menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda dan generasi sebelumnya yang
pada gilirannya akan menimbulkan perbedaan sistem nilai dan pandangan antara
generasi tua dan generasi muda.
c.
Sosial Ekonomi
Pertambahan
jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengannguran dikalangan pemuda,
karena kurangnya lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan
berbagai problema sosial serta frustasi di kalangan kaum muda.
d.
Sosial Politik
Dalam kehidupan
sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola
infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu.
Akibatnya makin dirasakan bahwa di kalangan pemuda masih ada hambatan-hambatan
untuk menumbuhkan satu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau
kepentingan nasional dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya. Dirasakan
belum terarahnya pendidikan politik di kalangan pemuda dan belum dihayatinya
mekanisme demokrasi Pancasila maupun lembaga-lembaga konstitusional.
Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa masalah-masalah
yang menyangkut generasi muda deasa ini adalah:
a)
Dirasakan menurunya jiwa idealisme, patriotisme dan ansionalisme di
kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b)
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.
c)
Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
yang tersedia, baik yang formal maupun yang non formal.
d)
Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dapat mengakibatkan
berkurannya produktifitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan
pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problema sosial lainnya.
e)
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan
kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda disebabkan oleh
rendahnya daya beli dan kurangnya pengertian tentang gizi dan menu seimbang di
kalangan masyarakat yang berpengahsilan rendah.
f)
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan
masyarakat daerah pedesaan.
g)
Adanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial yang
memerlukan usaha-usaha yang lebih sungguh-sungguh, agar mereka dapat berkembang
menjadi warga negara yang produktif biarpun ada ketunaan.
h)
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
kehidupan keluarga.
Penanggulangan
masalah-masalah di atas memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah dan
terencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai
subyek pengembangan. Belum didlihatnya secara menyeluruh potensi yang ada ini
menyebabkan penyelesaian masalah tersebut belum berjalan secepat yang
diinginkan. Organisasi-organisasi generasi muda yang telah berjalan baik adalah
merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan. (Abu
Ahmadi,1991:115-130).
Berbagai permasalahan generasi
yang muncul pada saat ini antara lain berikut ini:
a.
Menurunnya jiwa idealiisme, parriotisme dan nasionalisme di
kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.
Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.
c.
Belum seimbanganya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal. Tingginya jumlah putus
sekolah karena berbagai sebab bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
tetapi merugikan seluruh bangsa.
d.
Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran dan setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatka
berkurangnya produktivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, pemuda dan sebagainya),
makin besar kemungkinan timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti
menjadi sangat penting.
Pemuda atau
generasi muda adalah konsep yang sering diartikan sebagai nilai-nilai sebab
mereka bukanlah semata-mata istilah atau kultur. Kita mengenal kata-kata
seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik massa depan bangsa”.
Perubahan
sosial, memang ditandai oleh terjadinya kepentingan hubngan antargenerasi yang
dapat mengganggu sistem komunikasi yang efektif antargenerasi. Perbedaan
pengalaman historis yang pokok adalah penting. Dalam hal ini proses perubahan
tersebut ditandai adanya konflik generasi.
v Suhada, Idad.
2014. Ilmu Sosial dasar. Bandung: Insan
Mandiri
v Hidayati,
Nur-Mawardi. 2000. IAD,ISD,IBD.
Bandung: Pustaka Setia
v Wahyu, Ramdani.
2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung:
Pustaka Setia
Comments
Post a Comment