MAKALAH
PROSES
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU I
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik
Dosen :
Dra. Yuyun
Yulianingsih, M.P.d.
Disusun Oleh
:
Hazmi Fauzi
(1142080031)
Semester 2 A
PRODI
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.1 Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis Sebagai hasil
proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat
pula diartikan Sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh
atau keadan jasmaniah) ke dalam bentuk proses aktif berkesinambungan.
Pengertian pertumbuhan
(growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound) ukuran panjang (cm , inchi) umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Berikut pengertian pertumbuhan
menurut beberapa ahli:
·
Wong, pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan
besarnya sel di seluruh tubuh secara kuantitatif dan bisa diukur.
·
Fiktor Ferdinand dan Moekti Ariwibowo, Pertumbuhan
adalah pertambahan volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang bisa
dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif.
·
Mokhammad Ismail, pertumbuhan adalah peningkatan volume,
massa, tinggi, panjang yang prosesnya dihasilkan dari pembelahan dan pembesaran
sel, proses tersebut tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula.
·
Diah Aryulina, pertumbuhan adalah suatu perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup yang mencakup pertambahan ukuran tubuh.
·
kartono, pertumbuhan adalah perubahan secara fisik sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada waktu tertentu.
·
Oman Karmana, pertumbuhan adalah proses bertambahnya
jumlah protoplasma sel pada suatu organsime yang disertai dengan pertambahan
ukuran, berat, can jumlah sel yang bersifat tidak kembali pada keadaan
sebelumnya.
·
Wismoady Wahono, pertumbuhan adalah proses meliputi
pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman, serta saling
keterhubungan dan kompleksitas.
·
Mikrajuddi, pertumbuhan adalah perubahan biologis pada
makhluk hidup berupa perubahan ukuran bersifat irreversible.
·
Crow and Crow, pertumbuhan adalah perubahan struktural
dan fungsional dalam pembentukan seseorang secara jasmani mulai janin dalam kandungan,
lahir, dan kemudian sampai dewasa.
1.2 Pengertian
Perkembangan
Pada
dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang
fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis
dasar Sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari
interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan
psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Berikut beberapa
pengertian perkembangan menurut beberapa ahli:
·
E.B Harlock, perkembangan adalah serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan
terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
·
Akhmad Sudrajat, perkembangan adalah perubahan yang
sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir
hingga akhir hayat termasuk dengan perubahan-perubahan yang dialami individu
menuju tingkat kedewasaan atau kematanganya.
·
MCleod, perkembangan adalah proses atau tahapan
pertumbuhan key arah lebih maju.
·
Santrok Yessin, perkembangan adalah pola perkembangan
individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat
involusi.
·
Dr. Siti Aminah Soepalarto, perkembangan adalah suatu
proses yang berlangsung sejak lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak,
kemampuan, dan tingkah lakunya pada usia diri, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih
kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.
·
Fictionary of Psychology dan The Penguin Dictionary of
Psycologhy perkembangan adalah tahapan-tapahan perubahan yang progresif dan terjadi
dalam rentang kehidupan manusia dan organisme
lain tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme- organisme tersebut.
·
Kasiram, perkembangan adalah adanya pemunculan
sifat-sifat yang baru dan berbeda dari sebelumnya.
Perkembangan dapat
diartikan Sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam
tentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak,
masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga
sebagai “suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.”
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1 Faktor
Genetika
A. Bakat Atau Pembawaan
Anak
dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tetentu. Bakat ini dapat diumpamakan
Sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri
anak. Setiap individu memiliki
bermacam-macam bakat Sebagai pembawaanya, seperti bakat musik, seni,
agama, akal yang tajam dan sebagainya. Anak yang mempunyai bakat musik misalnya,
niscaya minat dan perhatianya akan sangat besar terhadap musik. Ia akan mudah
mempelajarinya, mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang berhubungan dengan
musik. Ia dapat mencapai kemajuan dalam bidang musik, bahkan mungkin mencapai
prestasi luar biasa.
B. Sifat-Sifat Keturunan
Sifat-sifat
keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa
fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan,
suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah,
pendiam dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan
itu menentukan perkembangan seseorang.
Meskipun
demikian karena sifat-sifat keturunan seumpama bibit, yang tumbuhnya dapat
dipengaruhi dan dipupuk ke arah yang baik atau yang buruk, maka ini berarti
bahwa pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifar-sifat buruk dan
mengembangkan sifat-sifat yang baik.
C. Dorongan dan Instink
Dorongan
adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak
pada saatnya. Sedangkan instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh membisikan kepada manusia bagaimana cara-cara
melaksanakan dorongan batin. Dengan perkataan lain, istink adalah suatu sifat
yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan tanpa didahului
dengan latihan. Jenis-jenis tingkah laku manusia yang digolongkan instink ini ialah
:
a. Melarikan Diri Karena
Perasan Takut
b. Menolak Karena Jijik
c. Ingin Tahu Karena Menakjubkan Sesuatu
d. Melawan Karena Kemarahan
e. Merendahkan Diri Karena Perasaan Mengabdi
f.
Menonjolkan Diri Karena
Adanya Harga Diri
g. Orangtua Karena Perasaan Halus Budi
h. Berkelamin Karena Keinginan Mengadakan Reproduksi
i.
Berkumpul Karena Keinginan
Untuk Mendapatkan Sesuatu Yang Baru
j.
Mencapai Sesuatu Karena
Ingin Bergaul
k. Membangun Sesuatu Karena Mendapatkan Kemajuan
2.2 Faktor
Lingkungan
1.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga
dipandang Sebago faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Dalam salah
satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
“Tiap bayi
lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang membuat ia jadi yahudi
(jika mereka yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani), atau majusi (jika mereka
majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka
terluka saat lahir” (Aliah B. Purwakania Hasan, 2006).
Alasan
tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak, adalah: (a)
keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi
anak; (b) keluarga merupakan lingkungan
pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak; (c) orang tua dan
anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan
kepribadian anak; (d) keluarga Sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan
dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun
sosio-psikologis; dan (e) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan
keluarganya.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan pogram
bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Baik yang menyangkut aspek
moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial mapun fisik-motoriknya.
Beberapa
faktor lingkungan sekolah yang berkontribusi positif terhadap perkembangan
siswa atau anak di antaranya:
a. Kejelasan visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai.
b. Pengelolaan atau manjerial yang profesional.
c. Para personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap
visi, misi dan tujuan sekolah.
d. Para personel sekolah memiliki semangat kerja yan tinggi.
e. Para guru memiliki kemampuan akademik dan profesional yang memadai.
3. Kelompok Teman Sebaya
Kelompok
teman sebaya Sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan yang cukup
penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi
kebutuhannya untuk belajar berinteraksi
sosial (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat dan
perasaan, belajar merespons atau menerima pendapat dan perasaan orang lain,
belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan
sosial.
Pengaruh
kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. berpengaruh
positif, apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilakunya
positif, atau berakhlak mulia. Sementara
yang negatif, apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang
memiliki tatakrama atau berakhlak buruk.
4. Media Massa
Salah
satu media masa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat,
khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi Sebagai media massa elektronik
mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada para
pemirsanya. Dilihat dari sisi ini televisi bisa memberikan dampak positif bagi
masyarakat (termasuk anak-anak), karena melalui berbagai tayangan yang
disajiikannya mereka memperoleh (a) berbagai informasi yang dapat memperluas
wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan; (b) hiburan, baik yang
berupa film maupun musik; dan (c) pendidikan baik yang bersifat umum maupun
agama.
3. Pola Perkembangan
Perkembangan
terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Menurut Yelon dan Weinstein (1977)
pola perkembangan itu sebagai berikut.
a. Cephalocaudal (perkembangan itu dimulai dari kepala ke kaki,
artinya yang matang duluan itu adalah bagian atas kemudian ke bagian bawah. dan
tidak mungkin terbalik), dan proximodistal (perkembangan itu bergerak dari
tengah: seperti paru-paru dan jantung, ke pinggir: tangan).
b. Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh
individu akan berfungsi setelah matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat
setelah otot-ototnya matang.
c. Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa
perkembangan fisik maupun psikis berlangsung dari umum ke khusus (spesifik).
Contoh: (1) bayi menendang-nendangkan kakinya secara sembarangan sebelum dia
dapat mengordinasikanya untuk merangkak atau berjalan, (2) bayi melihat
benda-benda yang lebih besar sebelum dia dapat melihat benda-benda kecil. (3) Bayi
meraban (mengoceh) sebelum dapat mengucapkan kata-kata yang berarti; dan (4)
bayi menunjukkan rasa takut yang umum terhadap semua orang atau benda yang asing
baginya, kemudian, lambat laun rasa takutnya menjadi lebih tertuju kepada
hal-hal tertentu.
d. Perkembangan berlangsung dari kongkret ke abstrak, yang
berarti bahwa perkembangan itu berproses dari kemampuan berfikir kongkret
(objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tak tampak).
e. Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektifisme,
yang berarti bahwa pada mulanya seorang anak hanya memperhatikan dirinya
sebagai pusat, atau hanya mementingkan keinginan,kebutuhan dirinya sendiri. Melalui
pengalamanya bergaul dengan orang lain (khususnya teman sebaya), sikap
egosentris itu secara perlahan-lahan berubah menjadi perspektifis (anak sudah
mulai memerhatikan kepentingan orang lain).
f.
Perkembangan berlangsung
dari out control ke iner control yang berarti bahwa pada awalnya anak sangat
tergantung pada pengawasan atau bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
atau untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan kedisiplinan. Seiring dengan
bertambahnya pengalaman dan belajar dari pergaulan sosial tentang norma atau
nilai-nilai, baik di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat
, anak dapat mengembangkan kemampuanya untuk mengontrol tindakan atau perilakunya
oleh dirinya sendiri(iner control).
Pola
perkembangan individu ini dapat pula berlangsung dari keadaan atau kondisi yang
lemah (seperti masa bayi), kemudian berkembang menjadi kuat (masa remaja dan
dewasa awal), dan selanjutnya kembali lagi ke kondisi lemah (masa pikun atau
usia lanjut). Perubahan pola perkembangan ini di jelaskan dalam Al-Quran, Surat
Ar-Rum ayat 54, yang artinya sebagai berikut :
“Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sedudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang di kehendaki-Nya
dan Dia lah yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita.
2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Yusuf
L.N, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta Didik.
Depok: Raja
Grafindo Persada.
Suhada,
Idad dan Heri Gunawan. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Insan
Mandiri.
http://dilihatya.com/2046/pengertian-pertumbuhan-menurut-para-ahli
mantaffffffffffffffffffffffffffffffffff
ReplyDelete