MAKALAH
PERKEMBANGAN FISIK DAN INTELEKTUAL
REMAJA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Dosen :
Dra. Yuyun Yulianingsih, M.P.d.
Disusun Oleh :
Hazmi Fauzi (1142080031)
Semester 2 A
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1. Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan
fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan fisik
yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Pikiran
mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak dan
hipotesis, perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang
cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka,
membangun identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa
sampai masa dewasa.
Dengan
berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja
pada umumnya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu
tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong
untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan
untuk mengatasi kecangguangan yang timbul kemudian.
Karena
kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan
kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan
kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih
daripada kurangnya kemampuan.
1.1 Tahap
Perubahan Fisik Pada Remaja
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa
tahap:
1. Perubahan Eksternal
Perubahan
yang terjadi selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
a. Tinggi
Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tingkat matang pada usia
antara 17 dan 18 tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi
asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa
bayi cenderung lebih tinggi dipada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak
yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga
pertumbuhannya terlambat.
b. Berat
Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak
pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak
mengandung lemak.
Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan
menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat
dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus),
sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan,
maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik (gemuk pendek).
c. Proposi
Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
yang tumbuh baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan
tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d. Organ
Seks
Baik laki-laki maupun perempuan, organ seks mengalami
ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai
beberapa tahun kemudian.
e. Ciri-ciri
Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang
pada masa akhir masa remaja.Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan
tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai
dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan
tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian
remaja. Perubahan tersebut adalah:
a. Sistem
Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut
dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan
kerongkongan bertambah panjang.
b. Sistem
Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau
18, beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh
darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
c. Sistem
Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia
17 tahu; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun
kemudian.
d.Sistem Endokrin
Kegiatan
gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara
dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan
kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang,
khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai
ukuran yang matang.
1.2 Kondisi-kondisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan
fisik erat hubungannya dengan kondisi
remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja,
demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhinya adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor
keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya,
sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan
panjang.
2. Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa dari orang tuanya. Lingkungan juga dapat memberikan
pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat
potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3. Pengaruh Gizi
Anak yang
mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih
cepat mencapai taraf dewasa dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat gizi
cukup.
4. Gangguan Emosional
Anak yang
sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid
adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan
hormon pertumbuhan dikelenjar pituitary.
Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya
terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
5. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
daripada anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun. Anak perempuan biasanya
akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Hal ini
terjadi karenabentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan
permpuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya daripada laki-laki.
6. Sifat Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi yang tinggi.
7. Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik
remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh
yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
8. Pengaruh Bentuk Tubuh
Pengaruh
bentuk psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik.
Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah pertumbuhan tubuh (badan makin panjang
dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada
perempuan dan “mimpi pertama” pada laki-laki), dan tanda-tanda kelamin kedua
yang tumbuh.
2. Perkembangan
Intelektual Remaja
2.1 Pengertian
Intelektual
Intelektual adalah
orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas,
atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Pada usia remaja
secara mental anak telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang
abstrak. Dengan kata lain, berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan
abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berfikir
konkrit.
Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola fikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berfikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangankan
banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
Para remaja tidak
lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu
serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga tidak
mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan
menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan
operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan
lingkungan sekitar mereka.
Secara kritis, remaja akan lebih banyak
melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat
adanya “kenyataan” lain diluar dari yang selama ini diketahui dan
dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan
beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan sering
kali membingungkan terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan
tertentu saja selama masa kanak-kanak.
2.2 Intelektual Pada
Remaja
Tidak sedikit anak remaja
yang berupaya menentukan pilihan-pilihan kegiatannya atas dasar pertimbangan
yang rasional, baik dari sisi kompetensi pribadi dan minatnya terhadap pilihan
tersebut.
Contohnya pertama, apabila
disekolah terdapat bermacam-macam program ekstrakurikuler maka anak tersebut
berupaya memilih salah satu ekstrakurikuler yang diminatinya serta sesuai
dengan kemampuan dirinya, tidak lagi atas dasar pilihan orang tuanya.
Contoh kedua, dalam hal memilih sekolah. Tidak sedikit remaja yang memilih
sekolah atas dasar pertimbangan hal-hal yang ada dalam pribadinya bukan karena
pilihan ditentukan oleh orang tuanya, walaupun juga masih ada remaja yang
menurut apa yang menjadi pilihan, apa yang menjadi ketentuan, serta apa yang
menjadi harapan orang tua bagi dirinya.
Rasa ingin tahu yang besar karena reamaja
berada pada perkembangan kognitif yang fleksibel, maka remaja memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Bila rasa ingin tahu itu diarahkan ke hal-hal yang
positif maka itu akan sangat membentuk dirinya dengan baik. Misal, penelitian
ilmiah, lintas alam, dan sebagainya. Tapi apabila rasa ingin tahu itu
disalurkan dengan cara yang negatif maka hal itu bisa merusak dirinya sendiri. Misal,
merokok, memakai narkoba, menonton film porno, melakukan seks bebas yang
merupakan tindakan yang dilakukan remaja karena berawal dari rasa ingin tahu
yang besar.
Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh
pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai
anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasaan dalam memenuhi tugas
perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah
harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak sehingga saat mereka lulus sekolah
menengah, sudah terbiasa berfikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah
dan mencari solusi terbaik. Untu itu, sekolah, keluarga, lingkungan punya
tanggung jawab untuk membimbing remaja dengan benar.
2.3 Upaya Membantu Perkembangan Intelek Dan
Implikasinya Dalam Proses
Pembelajaran
Ikhtiar pendidikan, khususnya melalui proses
pembelajaran, guru mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik adalah
kesadaran pendidik terhadap kemampuan intelektual setiap peserta didik harus
dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu terwujud
sesuai dengan perbedaan masing-masing. Menurut Conny Semiawan (1984),
penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan
intelektual anak yang di dalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan
psikologis merupakan faktor yang sangat penting.
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan
agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan
kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut:
1. Pendidik menerima
peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional
positive regard). Artinya, apapun keberadaan peserta didik dengan segala
kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan
padanya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual
yang dikembangkan secara maksimal.
2. Pendidik menciptakan
suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.
Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebagai
ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan pertahanan diri. Memang kenyataannya,
pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi
paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak mencemaskan peserta didik,
melainkan menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif secara
sehat.
3. Pendidik memberikan
pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta
didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat
sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini, peserta
didik akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau
ide-idenya.
4. Memberikan suasanan
psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga
terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha menciptakan
keterbukaan (opennes), kehangatan (warmness), dan kekonkretan (concereteness).
Anak atau remaja akan merasakan kebebasan
psikologis jika orangtua dan guru memberi kesempatan kepadanya untuk
mengungkapkan pikiran atau perasaannya. Sebagai makhluk sosial, mengungkapkan
pikiran dan perasaan dalam tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan
lingkungan tidaklah dibenarkan. Hidup dalam masyarakat menuntut untuk mengikuti
aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku.
Teori Piaget mengenai pertumbuhan kognitif
sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral.
Konsep tersebut menunjukkan bahwa aktivitas adalah sebagai unsur pokok dalam
pertumbuhan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan
pertumbuhan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya
menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal
terhadap pertumbuhan kognitif termasuk perkembangan intelektual.
Penting bagi pendidik untuk mengetahui isi
dan ciri-ciri dari setiap tahap perkembangan kognitif peserta didiknya sehingga
dapat mengambil keputusan tindak edukatif yang tepat. Dengan demikian, dapat
dihasilkan peserta didik yang memahami pengalaman belajar yang diterimanya.
Menyesuaikan sistem pengajaran dengan kebutuhan peserta didik merupakan jalan
untuk meninggalkan prinsip lama, yaitu guru tinggal menunggu sampai peserta
didik siap sendiri, kemudian baru diberi pelajaran. Sekarang tidak demikian
keadaannya.
Model pendidikan yang aktif adalah model
yang tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri, tetapi sekolahlah yang
mengajar lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan
maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh
rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi
sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ke taraf / tahap berikutnya.
Referensi :
Hartinah,sitti.
2010. Perkembangan peserta didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi.2012. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT
Raja Grafindopersada.
Wulan, Mega. 2012. Makalah Perkembangan Fisik Remaja. 14 April 2015. http://meghawulan. blogspot.com/2012/12/makalah-perkembangan-fisik-remaja.html
http://mooza-alkaz.blogspot.com/2014/03/makalah-perkembangan-fisik-intelektual.html
Comments
Post a Comment