MAKALAH
PERBEDAAN KARAKTERISTIK INDIVIDU
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen :
Dra. Yuyun Yulianingsih, M.P.d.
Disusun Oleh
:
Hazmi Fauzi (1142080031)
Semester 2 A
PRODI PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1. Pengertian
Individu Sebagai Kesatuan Berbagai Karakteristik
Individu merupakan bagian terkecil dan merupakan awal dari
terbentuknya suatu tatanan kelompok atau yang biasa disebut dengan masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga
bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak
dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Kata ”Individu” berasal dari kata latin, ”Individuum”
artinya ”Yang Tidak Terbagi”. Maksud dari ”yang tidak terbagi” di sini
adalah bukan manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Jadi, Individu adalahSeorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan dalam lingkungan sosial saja, melainkan memiliki
kepribadian dan pola tingkah laku yang khas.
Berkaitan antara individu dengan individu lainnya, suatu individu
dapat dikatakan sebagai manusia apabila pola tingkah lakunya hampir identik
atau sama dengan pola tingkah laku kelompok sosialnya sehingga muncullah sebuah
proses individualitas atau aktualisasi diri. Proses individualitas ini
merupakan sebuah proses yang dapat meningkatkan ciri-ciri individualitas
seseorang sampai pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, individu merupakan
pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya atau pola tingkah lakunya.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.
Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi Raga, Rasa, Rasio, dan Rukun.
- Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
- Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
- Rasio, atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
- Rukun atau Pergaulan Hidup, bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat.
Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Pandangan
bahwa manusia sebagai individu merupakan satu kesatuan dari aspek fisik atau
jasmani dan psikis atau rohani atau jiwa yang tidak dapat dipisahkan.
Sesungguhnya sudah berkembang pada pemikiran (para filsuf klasik sejak masih
zaman yunani kuno. Mereka berpandangan bahwa bagian fisik atau jasmani
merupakan aspak indidvidu yang bersifat kasat mata, konkret, dapat diamait, dan
tidak kekal, sedangkan aspek psikis, rohani atau jiwa merupakan aspek individu
yang sifatnya abstrak, immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal.
Para filsuf
klasik itu kemudian menegembangkan perenunganya dan sampai pada kesimpiulan bahwa
jiwa itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Plato (427-347 SM) sebagai
filsuf yang amat tersohor membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan yaitu:
1. Pikir atau kognisi yang berlokasi di kepala
2. Kehendak yang berlokasi di dada
3. Keinginan yang berlokasi di perut
Pembagian jiwa
oleh plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan
trikotomi( tiga dalam satu). Pandangan plato ini dnegan konsep trikotominya itu
kemudian diikuti oleh para filsuf terkenal lainya, di antaranya adalah jean
jaques rosseau ( Prancis, 1712-1778) J.N Tetens ( Jerman, 1736- 1805) dan
Immanuel kant ( Jerman, 1724-1804).
2. Gejala-Gejala
Yang Terjadi Pada Berbagai Aspek Diri Individu
Dalam diri
manusia terdapat kedua aspek yang tidak dapat dipisahkan, yakni aspek jasmani
dan rohani.Hal itu dapat memberikan gejala-gejala sebagai gambaran perkembangan
tersebut. Gejala-gejala tersebut diantaranya :
1.
Aspek jasmani atau Fisik
a. Pertumbuhan payudara pada wanita
b. Lekum pada remaja pria
c. Kulit yang makin halus pada wanita
d. Otot yang makin kasar dan kekar pada pria
2. Aspek Intelek
a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif
mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah.
b. Semakin berkurangnya berpikir kongkret dan
berkembangnya berpikir gaya abstrak.
c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan
masalah yang bersifat hipotesis.
3. Aspek Emosi
a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja
b. Mudahnya menunjukkan sikap emosional pada
remaja
c. Semakin mampu mengendalikan diri.
4. Aspek Sosial
a. Semakin berkembangnya sifat toleran,
empati, memahami dan menerima pendapat orang lain.
b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat
c. Suka menolong
d. Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan
dengan orang lain
e. Besikap hormat, sopan, ramah dan menghargai
orang lain
f. Adanya keinginan untuk selalu bergaul
dengan orang lain
5. Aspek Bahasa
a. Bertambahnya pembendaharaan kata
b. Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan
bahasa
c. Dapat memformulasikan bahasa secara baik
dan benar untuk menjabarkan suatu ide dan meringkas ide dalam deskripsi
singkat.
6.
Aspek Bakat Khusus
Bakat
merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu
yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik.Di dalam definisi bakat yang dikemukakan Guilford mencakup tiga dimensi, yaitu
dimensi perceptual, dimensi psikomotor, dan dimensi
intelektual.Ketiga dimensi itu menggambarkan bahwa bakat tersebut mencakup
kemampuan dalam pengindraan, ketepatan dan kecepatan menangkap makna, kecepatan
dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berpikir inteligen.
7.
Aspek Nilai, Moral, dan sikap
a. Pandangan hidup semakin jelas dan tegas
b. Memahami hal yang baik dan buruk serta tindakan
yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
c. Menghargai dan menaati serta menerapkan nilai
dan norma.
d. Menentang kebiasaan yang tidak sesuai dengan
norma yang berlaku.
3. Perbedaan
Karakteristik Individual
Setiap anak
adalah unik. Ketika kita memperhatikan anak-anak di dalam ruangan kelas, kita
akan melihat perbedaan individual yang sangat banyak. Bahkan anak-anak dengan
latar belakang usia hampir sama, akan
memperlihatkan penampilan, kemampuan temperamen, minat dan sikap yang sangat beragam.
Dalam kajian
psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar, sehingga melahirkan
suatu cabang psikologi yang dikenla dengan individual psychology, atau
differential psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian
tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa di dunia
ini tidak ada dua orang yang persis sama. Bahkan anak kembar sekali pun masih
ditemukan adanya beberapa dimensi perbedaan diantara keduanya.
Secara umum,
perbedaan individual terbagi kedalam dua bagian, yakni perbedaan secara
vertical dan perbendaan secara horizontal.Perbedaan vertical adalah perbedaan
individu dalam aspek jasmaniah.Sedangkan perbedaan horizontal adalah perbedaan
individu dalam aspek mental. Berikut akan dijelaskan beberapa aspek perbedaan
individual tersebut.
1.
Perbedaan Fisik Motorik
Kecakapan motorik atau
kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja
syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan
kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis.
Alat indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf
sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf
motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan- gerakan atau
kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja jaringan syaraf akan menghasilkan
suatu bentuk kegiatan yang tepat (sesuai antara rangsangan dan responnya).
Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.
Syaraf pusat (otak) yang
melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan faktor penting
dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidaktepatan dalam pembentukan persepsi
dan penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang
kurang sesuai dengan tujuan.
Bertambahnya umur seseorang
mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan menunjukkan kemampuan yang
lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian,
koordinasi otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk mengontrol, dan
resisten terhadap kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia seseorang
akan menunjukkan kecakapan motorik yang makin tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan
berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu
berbeda sehingga kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.
2.
Perbedaan inteligensi
Inteligensi adalah salah satu kemampuan
mental pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses
kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi.Secara umum inteligensi dapat
dipahami sebagai kemampuan untuk beadaptasi dengan situasi yang baru secara
cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif,
dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
Dalam proses pendidikan di sekolah,
inteligensi diyakini sebagai unusr penting yang sangat menentukan keberhasilan
belajar peserta didik. Namun inteligensi merupakan salah satu asek perbedaan
individual yang perlu dicermati.Setiap peserta didik memiliki inteligensi yang
berlainan.Ada anak yang memiliki inteligensi tinggi, sedang dan rendah. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya inteigensi peserta didik, para ahli telah
mengembangkan instrumen yang dikenal dengan “tes inteligensi”, yang kemudian
lebih popular dengan istilah intelligence quotient, disingkat IQ. Berdasarkan
hasil tesi inteligensi ini, peserta didik dapat diklasfikasikan sebagai :
Anak Genius
|
IQ di atas 140
|
Anak Pintar
|
110-140
|
Anak normal
|
90-110
|
Anak Kurang Pintar
|
70-90
|
Anak Debil
|
50-70
|
Anak Dungu
|
30-50
|
Anak Idiot
|
IQ di bawah 30
|
3.
Perbedaan Kecakapan Bahasa
Bahasa adalah
salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya. Kemampuam
berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis.
Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi
oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk
bicara).
4. Perbedaan Psikologis
Perbedaan
individual peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya. Ada anak yang
mudah tersenyum, ada anak yang mudah marah, ada anak yang berjiwa social, ada
yang sangat egositis, ada yang cengeng, ada yang bermalas, ada yang rajin, ada
yang pemurung, dan sebagainya.
Dalam proses
pendidikan di sekolah, perbedaan apek sikologis ini sering menjadi persoalan,
terutama aspek psikologis yang menyangkut masalah minat, motivasi dan perhatian
peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru. Dalam penyajian
suatu materi pelajaran guru sering menghadapi kenyataan betapa tidak semua
peserta didik yang mampu menerapkanya dengan baik. Realitas ini mungkin
disebabkan oleh cara penyampaian guru yang kurang tepat atau menarik, dan
mungkin pula disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik kurang
memperhatikan. Secara fisik mungkin terllihat bahwa perhatian peserta didik
terarah pada pembicaraan guru.Namun secara psikologis, pandangan mata atau
kondisi tubuh mereka yang terlihat duduk dengan rapi dan tenang belum dapat
dipastikan bahwa mereka memperhatikan semua penjelasan guru. Bisa saja
pandangan mata anak hanya terarah pada gerak, sikap dan gaya megajar guru,
tetapi alam pikiranya terarah pada masalah lain yang lebih menarik minat dan
perhatiannya.
4. Perbedaan individual yang khas
Setiap
individu adalah khas atau unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan yang
lainya. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir
dan cara merespons atau mempelajari hal baru. Dalam hal belajar, tiap-tiap
individu memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam menyerap materi
pelajaran.Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk
memenuhi tuntutan perbedaan individu. Sedikitnya ada dua aspek yang mempegaruhi
perbedaan individual yang khas ini, yaitu :
1. Otak Sebagai Pusat Belajar
Orak manusia
merupakan kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks yang terdapat di alam
semesta. Otak dapat berfungsi aktif dan reaktif selama lebih kurang seratus
tahun.Otak inilah yang menjadi pusat belajar sehinga harus dijaga agar tehindar
dari keusakan.
Menurut MacLean,
otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai triune
brain/three in one brain( dalam De Porter & Hermacki, 2001). Bagian
pertama, batang otak, bagian kedua sistemlimbik dan bagian ketiga
neokorteks.Batang otak bertanggung jawab atas fungsi motorik-sensorik-pengetahuan
fisik yang berasa dari pancaindra.Perilaku yang dikembangkan oleh bagian ini
adalah untuk mempertahankan hidup.
2. Karakteristik Cara Belajar
Berdasakan
kemmapuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola, dan menyampaikan
informasi. Cara belajar individu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
a. Cara belajar visual
b. Auditorial
c. Kinestetik
Pengkategorian
ini tidak berarti bahwa individu hanya memiliki salah satu karakteristik cara
belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain.
Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa inividu memiliki salah satu
karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang
seusai dalam belajar, ia dapat dengan mudah menyerap pelajaran.
Adapun
ciriciri perlaku dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan di atas,
menurut De Porter & Hemacki (2001), adalah sebagai berikut.
a.
Karakteristik perilaku individu dengan cara belajar
visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebgai berikut:
1. Rapi dan teratur
2. Berbicara dengan cepat
3. Mampu membuat rencana jangka pendek dengan
baik
4. Teliti dan rinci
5. Mementingkan penampilan
b. Karakteristik perilaku individu dengan cara
belajar auditorial
c. Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial
yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebgai berikut:
1. Sering berbicara sendiri ketika sedang
bekerja
2. Mudah terganggu oleh keributan dan sura
berisik
3. Lebih sengan mendengarkan (dibacakan) daripada
membaca
4. Jika membaca maka lebih senang membaca
dengan suara keras
5. Lebih suka humor atau gurauan lisan
daripada membaca buku humor/komik.
c. karakteristik perilaku individu dengan cara belajar kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebgai berikut:
1. Banyak gerak fisik
2. Banyak menggunakan bahasa tubuh (nonverbal)
3. Memiliki perkembangan otot yang baik
4. Berbicara dengan perlahan
5. Ingin melakukan segala sesuatu
Daftar Pustaka
Ali, Mohammad.2011.Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara.
Suhada, Idad. 2012. Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Insan Mandiri.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
Cahyono, Didik. Karakteristik dan Perbedaan
Individu.3 Februari 2015.https://areknerut.wordpress.com/2013/10/12/karakteristik-dan-perbedaan-individu/
Karmila, Mila. Individu Sebagai Kesatuan berbagai
Karakter.3 Februari 2015.http://kumpulantentangpuisi.blogspot.com/2013/10/individu-sebagai-kesatuan-berbagai.html
Alvian, Fajar. Pengertian Individu, keluarga dan masyarakat.
3
Februari 2015.http://fajar-
alvian.blogspot.com/2011/10/pengertian-individu-keluarga-dan.html
Comments
Post a Comment