MAKALAH
PENDUDUK DESA DAN KOTA
PENDUDUK DESA DAN KOTA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu
Sosial Dasar
Dosen :
Drs. Idad Suhada, M.Pd
Buhori Muslim, M.Ag
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Anggota :
Andri Andriansyah (1142080007)
Hazmi Fauzi (1142080031)
KELAS A/ SEMESTER 2
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
PENGERTIAN PENDUDUK DESA DAN
KOTA
1. Pengertian Penduduk Desa
Desa adalah bentuk pemerintahan
terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas
dan dihuni oleh sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang
agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah. Karena jumlah penduduknya
tidak begitu banyak, maka biasanya hubungan kekerabatan antarmasyarakatnya
terjalin kuat. Para masyarakatnya juga masih percaya dan memegang teguh adat
dan tradisi yang ditinggalkan para leluhur mereka.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi desa:
A.UU No. 5 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Menurut R Bintarto
Desa
atau kota merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisografis, sosial, ekonomi, politk dan kultural yang terdapat pada
suatu daerah serta memiliki hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daeah
lain.
C. Sutardjo
Kartodikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana
bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri
D. Saniyanti Nurmuharimah
Desa merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang
emmiliki sistem pemerintahan sendiri
E. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni
oleh sejulah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai
oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang
merupakan kesatuan.
2. Kehidupan Sosial Penduduk
Desa
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal
usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di
Daerah Kabupaten.
Di dalam kehidupan masyarakat pedesaan
Indonesia memiliki sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan memiliki mata
pencaharian sebagai petani. Pekerjaan-pekerjaan yang di luar pertanian
merupakan pekerjaan sambilan yang biasa mengisi waktu luang. Masyarakat
pedesaan di Indonesia bersifat homogen, seperti dalam hal mata pencaharian,
agama, adat istiadat, dan sebagainya. Selain itu, kehidupan masyarakat pedesaan
di Indonesia identik dengan dengan istilah gotong-royong yang merupakan kerja
sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Kerja bakti itu ada dua
macam, yaitu kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbul dari inisiatif
warga masyarakat itu sendiri, dan kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya
tidak dari inisiatif warga itu sendiri. Kemudian di dalam kehidupan masyarakat
pedesaan di Indonesia juga terdapat beberapa gejala-gejala sosial yang sering
di istilahkan dengan konflik (pertengkaran), kontraversi (pertentangan),
kompetisi (persiapan), kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan sistem nilai
budaya petani di Indonesia. Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain
para petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, dan kesesengsaraan.
Tetapi itu semua tidak berarti bahwa mereka harus menghindari hidup yang nyata
dan menghindarkan diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan
bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas
berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha dan ikhtiar.
Lalu, mereka juga beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan
kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
Setiap melaksanakan kegiatan
lapangan di sengaja atau tidak kita selalu berhubungan dengan masyarakat baik
daerah itu pedesaan atau perkotaan secara langsung dan tak langsung mau tak mau
kita mesti harus berhubungan dengan masyarakat desa/kota.untuk itu kita harus
membenahi diri dengan pengetahuan tentang desa dan masyarakat secara praktis.
jika telah mempelajarinya tentang desa dan masyarakat nya tentu kita akan mudah
untuyk beradaptasi melaksanakan penyesuaian dalam kehidupan sosial mereka .
masyarakat desa atau unsur penyesuain terdiri dari unsur unsur yang berbeda
sehinga perlu di pelajari untuk mencapai suatu pola kehidupan yang serasi yang
menjadikan kita dapat di terima di masyarakat , tetapi semuanya tidak lepas
dari kepandaian atau kecerdasaan kemampuan sikap kejujuran kita sendiri
sehingga tujuan kita dapat tercapai dan tidak mendapatkan suatu hal yang
merugikan (membahayakan diri).
pengertian sosiologi pedesaan
adalah suatu ilmu poengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan
yakni hubungan antara manusia dengan manusia ,manusia dengan kelompok dan
kelompok dengan masyarakat ,baik formal maupun material , baik statis
maupun dinamis. pedesaan berasal dari suku kata desa yang berasal dari bahasa
sansekerta yaitu desi yang berarti tempat tinggal pengertian desa disini adalah
suatu kesatuan masyarakat dalam wilayah jelas baik menurut suasana yang formal
maupun informal. dimana satuan terkecilnya terdiri dari keluarga yang mempunyai
wilayah dan otonomi sendiri dalam penyelengaraan kehidupan dan keterikatan
antara keluarga keluarga dalam kelompok masyarakat terjadi sebagai akibat
adanya unsurpenguat yang bersifat religius, tradisi dan adat istiadat.
3. Pengertian penduduk Kota
Secara umum kota
adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempatkegiatan dalam
bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain. Dengan kata lain, Kota adalahsuatu
ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang
lahirdari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, karena masyarakat kota
merupakansuatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan hidupsepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok
terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi.Dari segi perancangan, Kota merupakan kawasan
pemukiman yang secara fisik ditunjukkanoleh kumpulan rumah-rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagaifasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri.
·
Pengertian Kota Berdasarkan
istilah
Kota berasal dari kata
urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan.Kekotaan menyangkut
sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,ekonomi,
budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan
dankehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.
·
Pengertian Kota Menurut UU No
22/ 1999 Tentang Otonomi Daerah
Kawasan perkotaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertaniandengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanansosial dan
kegiatan ekonomi.
·
Pengertian Kota Menurut
Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980
Kota adalah suatu wadah
yang memiliki batasan administrasi wilayah sepertikotamadya dan kota
administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaanyang
mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan
yangberfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
·
Pengertian Kota Menurut
Bintarto
dari segi geografis kota
diartikan sebagai suatu sistim jaringankehidupan yangditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strataekonomi yang heterogen dan
bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentangbudaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejalapemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen danmaterialistis dibandingkan dengan
daerahdibelakangnya.
·
Pengertian Kota Menurut Arnold
Tonybee
Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan
suatukekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya
masing-masing.
1.5.4
·
Pengertian Kota Menurut Max
Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besarkebutuhan ekonominya di pasar lokal.
·
Pengertian Kota Menurut Louis
Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni
oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya
Beberapa ciri sosial kehidupan masyarakat kota,
antara lain:
Pelapisan Sosial Ekonomi
Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial
dapat menimbulkan suatu keadaan yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat
berlanjut dan memacu adanya persaingan, lebih-lebih jika penduduk di kota
semakin bertambah banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam
terjadilah berbagai spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang jenis
mata pencaharian.
Individualisme
Perbedaan status sosial-ekonomi maupun kultural
dapat menimbulkan sifat “individualisme”. Sifat kegotongroyongan yang murni
sudah sangat jarang dapat dijumpai di kota. Pergaulan tatap muka secara
langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah jarang terjadi, karena
komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi
merupakan suatu kemewahan. Selain itu karena tingkat pendidikan warga kota
sudah cukup tinggi, maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secara
perorangan atau pribadi, tanpa meminta pertimbangan keluarga lain.
Toleransi Sosial
Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo
yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini
berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang
mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya
lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan.
Jarak Sosial
Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada
umumnya dapat dikatakan cukup tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2.
Jadi, secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di bioskop dan di tempat yang
lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan, karena perbedaan
kebutuhan dan kepentingan.
Pelapisan Sosial
Perbedaan status, kepentingan dan situasi
kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang
berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan
pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi dapat
terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.
Suatu hal yang perlu ditambahkan sebagai
penjelasan ialah pengertian mengenai istilah “neighborhood”. Dalam pengertian “neighborhood”
terkandung unsur-unsur fisis dan sosial, karena unsur-unsur
tersebut terjalin menjadi satu unit merupakan satu unit tata kehidupan di kota.
Unsur-unsurnya antara lain gedung-gedung sekolah, bangunan pertokoan, pasar,
daerah-daerah terbuka untuk rekreasi, jalan kereta api, jalan mobil dan
sebagainya. Unsur-unsur tersebut menimbulkan kegiatan dan kesibukan dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi, sesungguhnya “neighborhood” ini sudah tidak
merupakan hal baru bagi kita. Dalam kota terdapat banyak unit atau kelompok “neighborhood”,
karena “neighborhood”
ini dibatasi oleh beberapa persyaratan tertentu, antara lain:
- Lingkungan ini terbatas pada jarak pencapaian antara seseorang dengan toko atau sekolah, misalnya dapat dilakukan dengan jalan kaki.
- Bila seseorang terpaksa harus memakai kendaraan, maka pekerjaannya tidak perlu melalui lalu lintas yang ramai dan padat.
- Dari segi jumlah penduduk, maka satu unit “neighborhood” didiami oleh 5.000 sampai 6.000 orang. Untuk tempat-tempat di Indonesia angka ini tentu tidak akan sama dan mungkin akan menunjukkan angka yang lebih besar.
Sebuah unit “neighborhood” dapat terbentuk
kalau terjadi jalinan dan interaksi sosial diantara warga kota sesamanya. Unit
atau kelompok “neighborhood” ini dapat terjadi
dengan sendirinya, tetapi dapat juga terjadi dengan suatu perencanaan pembangunan
kota, yaitu dengan merencanakan daerah-daerah lingkungan kehidupan yang khusus
dan memenuhi persyaratan praktis dan menyenangkan. Bertambahnya penghuni kota
baik berasal dari dari penghuni kota maupun dari arus penduduk yang masuk dari
luar kota mengakibatkan bertambahnya perumahan-perumahan yang berarti
berkurangnya daerah-daerah kosong di dalam kota. Semakin banyaknya anak-anak
kota yang menjadi semakin banyak pula diperlukan gedung-gedung sekolah.
Bertambah pelajar dan mahasiswa berarti bertambah juga jumlah sepeda dan
kendaraan bermotor roda dua. Toko-toko. Warung makan atau restoran bertambahnya
terus sehingga makin mempercepat habisnya tanah-tanah kosong di dalam kota.
Kota terpaksa harus diperluas secara bertahap menjauhi kota.
5.
Hubungan Penduduk Kota Dan Penduduk Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan.
Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut,
sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan
pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana,
bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat
akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh dan makin menentukan kehidupanperdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa
melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang
perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan.
Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang
beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam
dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii)
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.
Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada
umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah
satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan
adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan
saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu
suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan
bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan.(soekanto,1969:123 )
b)
Sebab-sebab Urbanisasi
- Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
- Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
- Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
- Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
- Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
- Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
- Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
- Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
- Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
- Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
- Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
- Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R, Prof, Drs. 1983. Interaksi
Desa-Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia; Jakarta
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar.
Jakarta: Rineke Cipta.
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa
kami. Jakarta:Kompas
Subianto. Pengertian Desa Dan
Kota. 30 Maret 2015. https://subiantogeografi.wordpress.
com/ pengertian-desa-dan-kota/
Imamatul, Awaliyah. Definisi Desa Kota Pedesaan. 30 Maret 2015.http://awaliyahhasanah.
blogspot.com/2013/06/definisi-desa-kota-pedesaan-dan.html
Dikaprius, Mesah. Kehidupan Masyarakat Desa. 30
Maret 2015http://mesahdika.
blogspot.com/2013/01/kehidupan-masyarakat-desa.html
silahkan joe
ReplyDeleteAgen Slot
ReplyDeletePanduan Judi Onlie
Movie Sub INDO
Agen Slot
ReplyDeletePanduan Judi Onlie
Movie Sub INDO