MAKALAH
KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik
Dosen :
Dra. Yuyun
Yulianingsih, M.P.d.
Disusun Oleh
:
Hazmi Fauzi
(1142080031)
Semester 2 A
PRODI
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1. Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga
berlangsung pertumbuhan. Pertumbangn (growth) sendiri sebanarnya merupakan
sebuah istilah yang lazim digunakan biologi, sehingga pengertiannya lebih
bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: suatu
pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari
organisme sebagai suatu keseluruhan.
Menurut A.E. Sinolungan (1997), pertumabuhan menunjuk pada perubahan
kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat
tubuh. Sedangkan Ahmad Thontowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai
perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adnya
perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian di atas
dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran
dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung,
paru-paru dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat jika kita misalnya
mengatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berfikir, pertumbuhan kecerdasan,
dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.
Demikian juga tidak tepat, kalau dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan,
pertumbuhan menulis, pertumbuhan pengindraan, dan sebagainya, sebab kesemuanya
merupak perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan fisik bersifat
meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan
bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya. Sesudah
suatu masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada
keruntuhan dihari tua, diaman kekuatan dan kesehatan berkurang, pancaindra
menjadi lemah atau lumpuh sama sekali. Beberapa halnya dengan perkembangan
aspek mental atau psikis yang relative berkelanjutan, sepanjang individu yang
bersangkutan tetap memliharanya.
Dengan demikian, istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titii optimum dan kemudian menurun menuju
pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menuju pada kemajuan
mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai
puncak pertumbuhannya. Meskipun terdapat perbedaan penekanan dari kedua istilah
tersebut, tetapi dalam literatuur psikologi perkembangan istilah “pertumbuhan”
digunakan dalam pengertian yang sama dengan perkembangan. Bahkan menurut
Witherington (1986), “pertumbuhan dalam pengertiannya yang luas meliputi
perkembangan.”
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan
A.
Hereditas ( Keturunan/Pembawaan)
Hereditas
merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini
hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orangtua kepada anak, atau juga segala potensi, baik fisik maupun psikis yang
dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai
pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen”.
Setiap
individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang
bentuknya sangat kecil, garis tengahnya kurang lebih dari 1/200 inci (1/80).
Sel ini merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu
dengan sperma (spermatozoid) yang berasal dari ayah. Di dalam rahim, sel benih
ini (yang telah dibuahi) terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel
menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya sehingga
setelah kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.
1.
Proses
Pembuahan Biasa (Normal)
Mengenai
jenis kelamin dari hasil pembuahan, sangat bergantung pada perpaduan antara
kromosom. Pada pria ada pasangan kromosom “xy” sedangkan pada wanita hanya
memiliki pasangan “xx”. Apabila dalam pembuahan terjadi pasangan xy (x dari
wanita dan y dari laki-laki) maka anak yang akan lahir laki-laki, sedangkan apabila
xx maka yang lahir wanita.
2.
Proses
Pembuahan Kembar
Proses
pembuahan kembar terdiri dari kembar identik dan kembar bersaudara. Adapun yang
diturunkan orangtua pada anaknya adalah sifat strukturnya bukan tingkah laku
yang diperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Penuruna sifat-sifat ini mengikuti
prinsip-prinsip berikut.
a.
Reproduksi,
berarti penuruna sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.
b.
Konformitas
(keseragaman), proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (species)
generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia
kepada anaknya.
c.
Variasi,
karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi
gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula.
Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi terjadi
penurunan yang beraneka (bervariasi). Antara kakak dan adik mungkin akan
berlainan sifatnya.
d.
Regresi
Fillial, yaitu penurunan sifat cenderung ke arah rata-rata.
B.
Lingkungan
Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter (Sigelman
& Shaffer. 1995 : 86) mengemukakan bahwa lingkungan perkembanagan merupakan
berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu. Lingkungan ini
terdiri atas: (1) Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada
disekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah,
dan (2) Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.
Lingkungan perkembangan siswa adalah keselurahan
fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi
atau dipengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan siswa yang akan
dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer
group), dan masyarakat.
1)
Lingkungan
Keluarga
Menurut Sudardja Adiwikarta berpendapat
bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya
terdapat pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial
yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar.
Keluarga memiliki peranan yang sangat
penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh
kasih sayang dan pendidikan tentang nialai-niali kehidupan, baik agama maupun
sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Mengkaji lebih jauh tentang fungsi
keluarga ini dapat dikemukakan bahwa secara psikososiologis keluarga berfungsi
sebagai (1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya, (2)
Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih sayang
dan penerimaan, (4) Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar
menjadi anggota masyarakat yang baik, (5) Pemberi bimbingan bagi pengembangan
perilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6) Pembentuk anak dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadapa kehidupan,
(7) Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial
yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) Stimulator bagi pengembangan
kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat,
(9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi, dan (10) Sumber persahabatan/teman
bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman dari luar rumah,
atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.
2)
Lingkungan Sekolah
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan
keribadian anak, Hurlock (1986: 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan
faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa) baik dalam cara
berpikir, bersikap ataupun cara berprilaku. Ada beberapa alasan mengapa sekolah
memainkan peranan yiang berarti bag
2. Hakikat
Perkembangan
Istilsh
“perkembangan “ (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk
dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapan konsep lain
yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.
1.
Perkembangan
Secara sederhana, Seifert & Hoffnung (1994)
mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term
changes in person’s growth, feelings, patterns of thinking, social
relationship, and motor skills”. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk
dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian
fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku
yang tidak dipelajari.
Menurut reni Akbar Hawadi (2001),
“perkembangan secara lluas menunjukan pada keseluruhan proses perubahan dari
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan
ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup usia, yang
diawali dari perubahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J Monks, dkk, (2001),
pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses kea rah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali. Perkembabngan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju kea rah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.”
Santronck (1996), menjelaskan
pengertian perkembangan sebagai berikut:
Development
is the pattern of change that begins at conception and continues through the
life span. Most development involves growth, althrough includes decay (as in the death and dying). The
pattern of of movement is complex because it is product of several
processes-bilogical, cognitive, socioemotional.”
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa
definisi diatas adalah bahwa berkebangan tidaklah terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap
dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju ketahap pematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,
dan belajar.
Perkembangan menghasilkan
bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap
aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak
secara berangsur-angsur tetapi pasti, memalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahp
berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan
berakhir dengan kematian.
Ini menunujukan bahwa sejak masa
konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, malainkkan
senantiasa mengalami perubahn-perubahan yang bersifat progresif dan
berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia
mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohania
sebagai ciri-ciri memasuki jenjang kedewasaa. Demikian seterusnya,
perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun
kemudian laju perkembangan semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai
titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup
makna pembusukan (decay) – seperti kematian.
Perkembangan dapat diartikan sebagai
“perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu
dari mulai lahir sampai mati” (The progresisive and continuous change in the
organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah
“perubahan=perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya atau kematanngannya (maturation) yang berlangsung secara
sistematis progresif dan berkesinambungan, baik yang menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).”
Yang
dimaksdu sistematis, progesif dan berkesinambungan itu adalah sebagai berikut.
1.
Sistematis,
berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat itu saling kebergantunngan
atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh prinsip ini, seperti kemampuan
berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki, dan keinginan remaja
untuk memperhatian jenis kelamin lain seiring dengan matangnya organ-organ seksualnya.
2.
Progresif,
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun
kualitatif (psikis). Contohnya, seperti terjadinya perubahan proporsi
dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi
besar); dan perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks (mulai dari
mengenal abjad atau huruf hijaiyah sampai kemampuan membaca buku, majalah, Koran,
dan Alquran).
3.
Berkesinambungan,
berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan
atau berurutan, tidak terjadi secara kebtulan atau loncat-loncat. Contohnya,
untuk dapat berdiri seorang anak harus mengusai tahapan perkembangan sebelumnya,
yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
REFERENSI:
-
Desmita.2012.PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Bandung: PT Remaja Rosakarya
-
Yusuf
LN, Syamsu. 2002. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
ANAK DAN REMAJA. Bandung: PT Remaja Rosakarya
Comments
Post a Comment