MAKALAH
KONSEP IBD DALAM AGAMA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu
Sosial Dasar
Dosen :
Drs. Idad Suhada, M.Pd
Buhori Muslim, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Anggota :
Andri Andriansyah (1142080007)
Hazmi Fauzi ( 1142080031)
KELAS A/ SEMESTER 2
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1. Pengertian Ilmu
Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah
IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun
istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus
atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari
ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang
lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok
pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar yaitu :
a. Ilmu-ilmu Alamiah
( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah.
b. Ilmu-ilmu sosial
( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah
dari saat ke saat.
c. Pengetahuan
budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataanyang bersifat
unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi
sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain,
seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar
(Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam
mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya
dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam
bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus).
Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu
budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD
diharapkan dapat:
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
2. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai
calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing
tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang
ketat. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain. Denganmemiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
3. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka
tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua
masalah pokok itu adalah :
Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menunjuk kedua pokok masalah
yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia
menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek
pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta
menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan Keindahan
3. Manusia dan Penderitaan
4. Manusia dan Keadilan
5. Manusia dan Pandangan hidup
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan
Mahasiswa dapat memahami dan
menghayati berbagai kenyataan yang diwujudkan oleh kebudayaan dan dapat
mengkaji semua hubungan antara manusia dan kebudayaan, mengetahui hakekat manusia,mengerti
tentang semua unsur-unsur kebudayaan Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
unsur-unsur yang membangun manusia.
Tujuan Instruksional Khusus :
• Mahasiswa dapat menjelaskan hakekkat manusia
• Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kepribadian bangsa timur
• Mahasiswa dapat menunjukan bagan psiko-sosiogram manusia
• Mahasiswa dapat mendefinisikan kebudayaan
• Mahasiswa dapat menyebutkan 7 unsur kebudayaan universal
• Mahasiswa dapat menyebutkan 3 wujud kebudayaan menurut dimensi
wujudnyaManusia
Dipandang dari segi ilmu
eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan system yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan
kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan
merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk biologis
yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial,
manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu
memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi),
mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ). Dan lain sebagainya.
1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
• Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba,
dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
• Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
• Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
• Nafas; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentan diri
sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur yaitu :
• Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling
tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan
cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan
luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya
menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
• Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
• Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul
kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang
berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang
terinternalisasi.
Dari uraian diatas dapat
mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan
unsure-unsur manusia. Seringkali misalnya orang senang terhadap penyimpangan
terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih
dikendalikan oleh Id dibandingkan super-egonya. Atau seringkali ada kelainan
yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh
pendek berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur
nafsu (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat digunakan
sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
Hakekat Manusia :
1. Mahluk ciptaan Tuhan yagn terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh.
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan denan
mahluk lainnya.
3. Mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yagn budayawi.
4. Mahluk Ciptaan Tuhan yagn terkait dengan lingkungan, mempunyai kualitas
dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
4. Pengertian Agama Dalam IBD
Agama merupakan suatu keyakinan
yang berkaitan dengan Tuhan. Atau dalam bahasa lain, agama merupakan jelmaan
dari sebuah keyakinan dasar tentang realitas keberadaan manusia itu sendiri.[1][1]
Agama sendiri bertujuan untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan
jasmani. Jadi secara umum maksud dari keber-agama-an sangatlah baik. Karena di
samping fungsinya yang untuk pencerahan kepada Tuhan yang bersifat horizontal, masing-masing
agama juga mengajarkan kebaikan sesama dengna konsepnya masing-masing.
Menurut Qurasy Shihab dalam
karyanya “Wawasan al-Qur’an”, tidaklah mudah mendefinisikan agama, karena
pandangan tentangnya ditentukan pula
oleh pemahaman atas agama tersebut.
Agama merupakan fitrah yang ada pada diri manusia. hal ini sejalan
dengan ayat al-Qur’an yang artinya : Fitrah Allah yang menciptakan manusia atas
fitrah itu (QS Ad-Rum [30]: 30).
Beliau menilai bahwa agama
merupakan kebutuhan yang bersifat rohaniyah, jadi manusia tidak akan mampu
melepaskan diri dari agama.[2][2]
Meskipun terjadi penangguhan pemenuhan ber-agama namun pada akhirnya, menjelang
ajalnya manusia akan membutuhkan agama ini. Orang yang selalu percaya pada
Tuhan Yang Maha Esa akan merasa dilindungi dan tidak perlu takut menghadapi
situasi apapun. Mereka yakin bahwa tidak ada upaya dan pertolongan selain dari
Tuhan sehingga merasa aman, tentram dan damai hatinya. Kebutuhan akan rasa aman
inilah yang menyebabkan agama mempunyai peran dan posisi yang sangat penting
dalam upayanya mempengaruhi manusia.
Proses keyakinan beragama
mempunyai konsep yang berubah-ubah sesuai dengan pola pikir dan perkembangan
zaman. Kalau dahulu orang bisa meyakini Tuhan mereka adalah bintang, bulan
matahari dan sebagainya, maka kemdian muncullah Nabi-Nabi yang membawa wahyu
sebagai bagian dari risalah Tuhan. Risalah tersebut berupa seruan-seruan untuk
berimbadah serta mengimani Tuhan Yang Esa. Dengan begitu manusia tidak perlu
takut lagi menghadapi kehidupan setelah kematian. Manusia juga harus membawa
persiapan yakni Iman, Amal, dan Ibadah.[3][3]
Agama merupakan komponen terpenting yang menentukan arah gerak
manusia. Agama tidak hanya meliputi tuntunan dalam spiritualitas namun juga
meliputi seluruh seluk-beluk persoalan manusia. Masing-masing agama mempunyai
pedoman dan tuntunan dasar atas berbagai aspek kehidupan manusia. "Selama
manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama
(berhubungan dengan Tuhan)." Itulah sebabnya mengapa perasaan takut
merupakan salah satu dorongan yang terbesar untuk beragama.
Selain itu, kesadaran akan
kelemahan diri juga mendorng manusia untuk mencari kekuatan diluar dirinya.
Dengan begitu manusia berharap dapat selalu terlindungi dari ancaman-ancaman,
baik yang bersifat fisik seperti penyakit maupun non-fisik seperti kegelisahan,
ketakutan, dan lain sebagainya. Akhirnya “suatu kekuatan” yang berasal dari
bukan dirinya adalah tentang Tuhan dan Agama.[4][4]
Jadi, bagaimanapun hebatnya
seorang manusia, ia tetap memiliki kelemahan, ketakutan, kegelisahan yang
membuat manusia secara instinktif akan mencari sesuatu tempat ia bersandar,
berpedoman dasar tentang kehidupan dan harapan dari segala kepelikan
permasalahan hidup. Hal tersebut terdapat dalam konsep-konsep keber-agama-an.
Jelaslah disini bahwa manusia memerlukan agama , karena agamalah yang
menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk. Antara agama dan Tuhanpun tidak
dapat dipisahkan. Masing-masing yakni Tuhan-agama-manusia mempunyai keterkaitan
erat dalam upaya manusia menuju hal terbaik yang mampu ia lakukan.
5. Fungsi Agama dalam Ilmu
Budaya Dasar
Agama memegang peranan penting
dalam mempengaruhi norma, perilaku, dan sikap hidup individu maupun masyarakat.
Nilai-nilai keagamaan sekarang mengalami universalisme sehingga memperluas
partisipasi dalam masyarakat kepada semua anggotanya. Agama diyakini
menjalankan beberapa fungsi dalam masyarakat, seperti fungsi edukatif, fungsi
penyelamatan, fungsi memupuk persaudaraan, fungsi pengawasan sosial, serta
fumgsi transformatif. Berikut ini akan dibahas masing-masing fungsi tersebut:
1. Fungsi edukatif
Fungsi edukatif merupakan salah
satu tujuan utama agama. Dalam pengajarannya agama selalu mendorong agar setiap
individu selalu patuh dan taat serta mempraktekan ajaran dan perintah sesuai
dengan agamanya. Melalui kehidupan rohani agamanya, seseorang diajarkan agar
dapat tumbuh dewasa dan mengembangkan kepribadian yang baik sejalan dengan
aturan dan nilai-nilai keagamaan. Dalam proses mengedukatif, unsur-unsur
keagamaan telah mencakup kedalam bidang politik. Beberapa landasan dan dasar
pemikiran politis berpegang kepada agama, sehingga menyebabkan timbulnya
perpaduan nilai keagamaan dan politik. Atas peran edukatif ini, agama semakin
semaki dipandang sebagai suatu keharusan dalam tindakannnya untuk memberikan
konstribusi kepada masyarakat dalam bentuk pengajaran dan bimbingan.
2. Fungsi penyelamatan
Agama yang merupakan pegangan
dan pedoman hidup manusia diyakini merupakan jaminan yang paling utama dalam
memperoleh keselamatan. Melalui ajaran agama diajarkan dan disebutkan cara dan
aturan yang harus dipatuhi, ditaati, dan dijalankan agar dapat memperoleh
keselamatan. Fungsi penyelamatan juga mencakup kehidupan manusia setelah
berakhir d dunia dan harus memasuki duni akhirat. Agama mengajarkan kepada
umatnya agar selalu berbuat baik sesuai dengan perintah dan nilai-nilai agama
sehingga perbuatan baik tersebut akan membawanya ke “tempat bahagia”.
3. Fungsi memupuk persaudaraan
Agama bersifat universal dan
penganutnya terdapat dimana-mana dibelahan dunia manapun dan penganutnya
berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, suku, ras, warna kulit,
gender, derajat sosial, pekerjaan, dan kasta yang berbeda-beda. Hal ini tercantum
dalam al Qur’an, surat Hujuratayat 13 yang artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya
kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal,
sesungguhnya orang yang paling mulya disisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.
Agama dapat dikatakan berfungsi memupuk rasa persaudaraan diantara sesama
manusia dalam menjalani hubungan erat.
Menurut Glock dan Stark
(Robertson, 1998), ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu:
1. Dimensi keyakinan.
Dimensi ini berisi penharapan
dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrin tertentu.
2. Dimensi praktik agama.
Dimensi ini mencakup perilaku
pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukan komitmen
terhadap agama yang dianutnya.
3. Dimensi penghayatan.
Dimensi ini berisikan dan
memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan
tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang ang beragama dengan
baik pada sewaktu-waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung
mengenai.
4. Dimensi pengetahuan agama.
Dimensi in mengacu kepada
harapan bahwa orang-orang yang beragama harus memiliki minimal pengetahuan
mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci, dan tradisi-tradisi.
5. Dimensi pengalaman.
Dimensi mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakian keagamaan, praktik, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang dari hari-kehari.
Referensi :
Widoyo Nugroho, Ilmu Budaya Dasar;
Gunadarma, Jakarta. 1996.
Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya; Usaha Nasional
Shihab, Quraish Wawasan al-Qur’an, Bandung:
Penerbit Mizan, 1996
Naqya, Lutfya. Konsep Ilmu
Budaya Dasar Dalam Agama. 14 April 2015. http://lutfyanaqya.blogspot.com/2013/07/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-agama-by.html
Jihadi, Hilman. Makalah Ilmu
Budaya Dasar. 14 April 2015.
http://hart94isd.blogspot.com/2012/03/makalah-ilmu-budaya-dasar.html
Comments
Post a Comment